Perkembangan Ilmu Kedokteran
Kata dokter
sudah tidak asing di kuping kita. Banyak sekali dokter yang ada di dunia ini
khususnya Indonesia. Bahkan Fakultas Ilmu Kedokteran sangat laris dan banyak
diniminati oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Banyak sekali universitas sekarang yang
membuka jurusan ilmu kedokteran. Sampai sekarang pun Fakultas Ilmu Kedokteran
masih sebagai jurusan terlaris di Indonesia khususnya Fakultas Ilmu Kedokteran
Universitas Indonesia. Sebagai murid SMA pun saya berminat untuk meneruskan ke
Fakukltas Ilmu Kedokteran.
Dokter
sudah seperti pahlawan masa kini. Jika kita sakit pasti kita akan langsung
menuju ke rumah sakit untuk menemui dokter. Lalu dokter akan memeriksa dan
memberikan obat atau solusi agar pasien bisa sembuh. Maka dokter sangat berjasa
bagi masyarakat. Jika tidak ada dokter maka siapa lagi yang akan menolong
masyarakat ketika sakit?
Untuk
menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Dokter yang sukses yang ada
sekarang-sekarang ini menempuh perjalanan yang panjang untuk menjadi dokter
sukses. Mereka bersusah payah belajar ilmu kedokteran, menempuh pendidikan
kedokteran selama bertahun-tahun lamanya. Untuk menjadi dokter umum saja harus
menempuh pendidikan selama 6tahun. Untuk menjadi spesialis menempuh pendidikan
4tahun, mengambil sub spesialis menempuh pendidikan hampir 3tahun. Baru setelah
itu menjadi seorang dokter yang profesional.
Mengapa
pendidikan kedokteran menempuh waktu sedemikian lamanya? Hal ini dikarenkan
ilmu kedokteran bukanlah ilmu yang mudah.
Berdasarkan sejarah, hanya
dokterlah yang dianggap mempraktikkan ilmu kedokteran secara harfiah,
dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran
adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara
formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai
negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak
mempraktikkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.
PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Kedokteran adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang dan cara-cara
penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang penyakit ilmu kesehatan yang
mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan
manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan
cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit
serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.
Pendidikan kedokteran adalah proses pendidikan dokter untuk
diterapkan di masyarakat. Pendidikan dan pelatihan ilmu kedokteran bervariasi
di setiap negara, namun di hampir semuanya pendidikan ini dibuka mulai dari sekolah kedokteran atau
fakultas kedokteran di tingkat universitas selama waktu
yang ditentukan.
Di Indonesia, pendidikan kedokteran
dibuka di tingkat fakultas kedokteran universitas. Mahasiswa harus menempuh
pendidikan strata-1 selama sekitar 3,5 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran (SKed). Setelah itu untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa harus
mengikuti pendidikan profesi dokter selama 1,5 tahun. Ketika telah diambil
sumpah, seorang dokter dianjurkan menjadi pegawai tidak tetap (PTT) pemerintah
untuk disebar ke daerah selama waktu yang telah ditentukan. Seorang dokter umum
dapat mengambil pendidikan spesialisasi sesuai pilihannya.Saat ini kurikulum
pendidikan kedokteran di Indonesia menganut sistem pembelajaran berdasarkan
masalah atau Problem based Learning (PBL).
Standar pendidikan profesi dokter
dan dokter gigi yang disahkan Konsil.
Indonesia memiliki Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), yang dibentuk
untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. KKI terdiri atas 2 bagian yaitu Konsil Kedokteran dan
Konsil Kedokteran Gigi. Bertanggung jawab pada presiden dan berkedudukan di ibukota
Negara Indonesia. Memiliki fungsi untuk
fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter
gigi yang menjalankan prakterk kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Tugas KKI adalah meregistrasi dokter dan dokter gigi,
mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan
pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama
lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing.
Susunan
organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas:
▪
Konsil
Kedokteran
▪
Konsil
Kedokteran Gigi.
Konsil
Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi masing-masing terdiri atas 3 divisi
yaitu:
▪
divisi
registrasi,
▪
divisi
standar pendidikan profesi,
▪
divisi
pembinaan.
Setiap
dokter harus memiliki surat tanda registrasi. Surat Tanda Registrasi adalah
pencatatan resmi dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat
kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu, serta diakui secara hukum
untuk melakukan tindakan sesuai kompetensinya. Registrasi yang memenuhi
persyaratan dan melewati proses verifikasi, konfirmasi, validasi dan
penandatanganan oleh Registar maka terbitlah Surat Tanda Registrasi (STR).
Surat Tanda Registrasi tersebut menjadi bukti tertulis yang diberikan oleh KKI
bagi dokter dan dokter gigi.
KESEHATAN
MASYARAKAT
Ilmu kedokteran sangat terkait dengan kesehatan masyarakat. Konsep
kesehatan masyarakat visi terbesarnya yang dapat merubah sistem atau yang besar
pengaruhnya dalam mempengaruhi kesehatan adalah faktor lingkungan diantara
faktor-faktor prilaku, pelayanan kesehatan dan faktor hereditas. Paradigma atau
pola pikir Kesehatan Masyarakat maupun Promosi Kesehatan adalah sama yaitu
merubah lingkungan atau sistem tatanan kesehatan secara komprehensif atau
holistik (menyeluruh). Dengan kata lain peran Promosi Kesehatan dalam
kesehatan adalah mengintervensi berbagai faktor derajat kesehatan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Seperti halnya ilmu kedokteran, kesehatan masyarakat juga memiliki
perkembangannya. Ilmu kedokteran adalah salah satu yang mempromosikan kesehatan
masyarakat. Maka tidak ada salahnya jika saya membahas sedikit tentang
perkembangan kesehatan masyarakat. Secara universal perkembangan
Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5 era, dengan dasar pembagian 5 unsur,
yaitu unsur jangkuan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan,
unsur penyelnggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan, seperti yang ada
di tabel berikut.
Unsur
Pengembangan
|
Empirical
Health Era
< 1850
|
Basic Science Era
(1850-1900)
|
Clinical Science Era (1900-1950)
|
Public Health Science Era
(1950-1900)
|
Political Science Era
> 1900
|
Titik Berat Pelayanan
|
Gejala-Gejala Penyakit
|
Bakteri & Penyakit
|
Pasien (Penderita)
|
Masyarakat/ penduduk
|
Masyarakat dan Lingkungan Kesehatan
|
Cara Penyelanggaraan Pendidikan
|
Mengikuti petunjuk secara mutlak dari pengajar
|
Diagnosa Laboratorium
|
Polikinilk/ Balai Pengobatan sebagai tempat praktik
|
Kelinik & balai Kesehatan Masyarakat dan masyakrakjat
sebagai tempat praktik
|
RS Pendidikan dan daerah lokasi praktik
|
Penelitian dan Pengembangan
|
Pengalaman Empiris (historical)
|
Pengembangan Laboratorium
|
Pengembangan Iptek Kedokteran
|
Pengembangan masyarakat dan dengan pengembangan tolok ukur dan
kreteria-kreteria
|
Selain pengembangan Iptek Kedokteran dan masy, juga dikembangankan
bidang ilmu yang lain seperti ekonomi, sosial dan politik.
|
PERKEMBANGAN
ILMU KEDOKTERAN
Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal
menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal
dan hewan untuk tindakan
pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat
animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan
dengan roh leluhur. Ilmu kedokteran berkembang dari tahun-ketahun, masa-ke
masa, dan zaman ke zaman.
Pada Zaman
Pra-Sejarah
Penyakit
merupakan masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Sakit/cacat adalah
tantangan setiap peradaban. Strategi untuk memberi kepada hidup dan mati serta
penderitaan. Ribuan tahun yang lalu fungsi penyembuhan menempati posisi utama. Pada saat itu penduduk sedikit, tempat tinggal terisolasi, mobilitas
rendah. Hal ini dianggap dapat melindungi diri dari penyakit. Namun pada
kenyataannya kekurangan nutrisi, kehidupan berpindah-pindah dan gangguan dari
hewan buruan kemungkinan penyebab utama kematian.
Pengobatan di zaman ini itu
berdasarkan empiris, jamu, pembalut luka, pembatasan makanan. Praktek ini
berdasarkan pada uji coba teknik dan resep yang sangat bermanfaat disebar-
luaskan dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari
adat istiadat. Di lain pihak penyakit yang datang tiba-tiba dan serius dianggap
sebagai kekuatan supranatural, sebagai hukuman serta menimbulkan rasa takut dan
kecemasan.
Masyarakat pada zaman ini masih
mempercayai dukun untuk menyembuhkan penyakit mereka. Mereka memilih dukun untuk melindungi
masyarakat dari gangguan mahkluk halus, menjelaskan penyebab dan
mengidentifikasi unsur penyakit, menghilangkan atau menetralisir efek
penderita.
Pada Zaman Kuno
![]() |
Andreas Vesalius |
Ilmu kedokteran berangsur-angsur
berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno,
India kuno,
Yunani kuno, Persia, dan lainnya.
Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu
kedokteran terhadap sains.
Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang
ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu
(bandingkan dengan penolakan Copernicus pada
teori astronomi Ptolomeus.
Beberapa tokoh baru seperti Vesalius
(seorang ahli anatomi)
membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti
teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal
ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat
pada masa itu.
![]() |
Galen |
Di Mesir dan Mesopotamia terlihat sebagai pengobatan yang bersifat
transisi, berorientasi kepada kekuatan ilmu gaib dan agama. Untuk pertama
kalinya ilmu klinik dan terapi dipertahankan, disebarluaskan dan diabadikan
lewat tulisan. Dikenal ada sumhu (terpelajar) penyembuhan biasa + wabu
(pendeta).
Penulisan ilmu kedokteran di India
dimulai pada zaman Vedic 1500-1800 S.M. berisi nyanyian yang disebut Atharta
Veda, kemudian berkembang ke sistem yang lebih rasional disebut Ayur Veda yang
tujuannya ke arah kesempurnaan moral. Kedokteran Hindu Kuno dikumpulkan dalam
buku Caraka. Kesehatan dilihat dari keseimbangan elemen dalam tubuh (Dhatus),
Mental sehat (Prasana). Bila tidak seimbang menimbulkan sakit. Tridhoshas –
Dhatus (angin, air empedu, phlegm).
Sejarah pengobatan Cina dimulai pada
zaman kerajaan Shang (1763-1123 S.M.). Sakit: hukuman dari nenek moyang. Wu
adalah orang yang memiliki keahlian menghilangkan penyakit. Kedokteran Cina
dimulai pada Dinasti Han yang ditandai dengan tulisan Huang Ti Nei Ching.
Prinsipnya keseimbangan dua prinsip berdasarkan alam yaitu Ying dan Yang dan
skema pertukaran energi yang kompleks.
![]() |
Avicenna |
Ilmu Kedokteran Yunani muncul pada
abad ke-5 S.M. Pengobatan berorientasi pada Ilmu gaib dan keagamaan. Seorang
peramal atau iatromatis menggunakan ilustrasi masa depan dengan
menggunakan jimat. Hipocrates menulis 50 risalah menekankan faktor ekologis,
ilmu epidemik laporan harian pasien. Rejim yaitu pentingnya diet dan gaya
hidup. Prognosis ialah memprediksi evolusi penyakit. Kesehatan merupakan
keseimbangan 4 (empat) Humoral yaitu darah, flegma, kuning empedu dan
empedu hitam. Penyakit timbul apabila kehilangan keseimbangan. Tujuan dokter
memperbaiki keserasian di antara Humor melalui: penggunaan makanan, latihan
gerak dan obat yang diracik. Pendekatan tersebut bersifat konservatif.
Kedokteran Yunani mendapat reputasi, meminta biaya atas jasa mereka,
menetralkan posisi sosial, pelatihan kedokteran melalui magang. Sebelum Abad
ke-5 S.M. mulai dikenal istilah anatomi. Orang Romawi menggunakan ukuran
kesehatan masyarakat yang terkait: penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
dan perbaikan kebersihan pribadi.
Di Roma seorang dokter Romawi abad
ke-1 SM mengelompokkan kedokteran menjadi tiga bagian: Diet, Farmasi dan Bedah.
Penyakit infeksi pengobatannya dilakukan dengan cara istirahat dan pembatasan
makanan. Obat-obatan digunakan untuk memperbaiki keseimbangan.
Akhir Abad Pertengahan
![]() |
William Harvey |
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan
pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad
ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin
Charcot, Claude
Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di
mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal
kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime
Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti
ke Britania Raya
dan Amerika
Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler,
Harvey Cushing).
![]() |
Rudolf Carl Virchow |
Obat-obat asli atau jamu-jamu di Indonesia merupakan unsur penting dalam
kehidupan masyarakat dan sampai sekarang masih digunakan di samping obat- obat
super modern; penjual jamu gendong tidak hanya terdapat di desa-desa, tetapi
banyak terlihat di kota metropolitan rnengedarkan obat minuman secara eceran;
mereka berjalan kaki dari rumah ke rurnah dengan membawa bakul penuh dengan
botol-botol yang cukup banyak jumlahnya. Selain penjual jamu gendong tersebut
terdapat ahli-ahli patah tulang, ahli-ahli pijat dan toko-toko obat tradisional
baik yang menjual obat-obat asli Indonesia, obat-obat asli Cina maupun asli
India. Sehubungan dengan kekayaan akan obat-obat tradisional tersebut, maka
Departemen Kesehatan mempunyai suatu Direktorat khusus untuk pengawasan,
penelitian dan pengembangan obat-obat tradisional.
![]() |
Sir William Osler |
Dalam jaman
penjajahan Belanda ilmu kedokteran dari Eropa dibawa ke Indonesia oleh
dokter-dokter yang didatangkan untuk melayani kesatuan- kesatuan militer
Belanda dan dipergunakan pula untuk pegawai-pegawai sipil mereka. Kekhawatiran
tentang penjalaran penyakit cacar yang sangat berbahaya mendesak Belanda untuk
mendidik tenaga pembantu untuk melaksanakan vaksinasi cacar, yakni
"vaccinateur" atau juru-cacar. Menurut sejarah pendidikan dokter,
yang pertama dididik dalam apa yang disebut "dokter djawa school"
atau sekolah dokter jawa adalah "vaccinateur". Vaccinateur tersebut
diberi pendidikan sederhana untuk pengobatan orang sakit, sehingga ia dapat
pula berfungsi sebagai "dokter jawa".
Abad 20-21

Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem Barat
adalah tradisi Ayurveda
dari India dan pengobatan
tradisional Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan non
konvensional juga dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran
pada umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat seringkali
dipraktikkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat atau
sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau bahkan
bertentangan.
Ilmu kedokteran umumnya dianggap
memiliki berbagai cabang spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan
anak), ginekologi
(ilmu penyakit pada wanita), neurologi
(ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran
olahraga, dan kesehatan masyarakat. Kedokteran veteriner atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah
praktik kesehatan yang dikhususkan untuk spesies hewan dan merupakan ilmu
kedokteran lainnya selain untuk manusia.
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah
tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan
menggunakan metode ilmiah
serta informasi sains global yang modern.
0 komentar:
Posting Komentar