Keindahan ekosistem kars di Tulungagung memang tak diragukan lagi. Dan ternyata, untuk mencicipi salah satunya kita tidak perlu jauh-jauh meninggalkan Blitar. Tepatnya di kawasan hutan lindung di Kecamatan Rejotangan (kira-kira Desa Tanen, mungkin juga Sumberagung) terdapat sebuah air terjun batu kapur yang sangat elok, air terjun tersebut dikenal sebagai air terjun Kandung. Kabar mengenai air terjun ini kami ketahui setelah secara tidak sengaja browsing di internet. Setelah waktu memungkinkan, kami pun meluncur ke TKP.
Seperti biasa, kami selalu berangkat dengan ketidaktahuan. Rute yang dipilih pun asal saja, yang penting setelah melewati perbatasan Blitar-Tulungagung kami harus segera mencari jalan keselatan. Penyusuran kami akhirnya sampai di Desa Sumberagung. Dari sini kami sudah ndak tau arah. Kami pun memutuskan untuk bertanya pada warga setempat. Warga yang kami jumpai ternyata segera tanggap. Beliau menjelaskan dengan terampil,”ikuti jalan saja mas, sawah lurus, perempatan setelah sawah belok ke selatan.” Berbekal arahan tersebut kami pun melanjutkan perjalanan.
Setelah mengikuti arahan dari warga, jalanan yang kami lalui mulai berkelok dan menanjak, aspal yang tadinya setia menemani kini sudah berganti dengan macadam. Laju motor segera terhenti dan kami pun terperanjat melihat apa yang ada dihadapan kami. Disini tampak sebuah wanawisata yang sepertinya sudah lama ditinggalkan. Puing-puing bangunan dan gazebo-gazebo yang telah rusak membuat kawasan ini tampak mencekam. Namun semua ini tidak menyurutkan pencarian kami.
![air terjun kandung (4)](https://travellers2009.files.wordpress.com/2012/06/air-terjun-kandung-4.jpg?w=630&h=472)
![air terjun kandung (1)](https://travellers2009.files.wordpress.com/2012/06/air-terjun-kandung-1.jpg?w=630&h=840)
![air terjun kandung (2)](https://travellers2009.files.wordpress.com/2012/06/air-terjun-kandung-2.jpg?w=630&h=472)
![air terjun kandung (3)](https://travellers2009.files.wordpress.com/2012/06/air-terjun-kandung-3.jpg?w=630&h=472)
Perang batin pun mulai menghinggapi kami, “mengapa air terjun yang begitu eksotis ini ditinggalkan begitu saja?” Pikiran itu terus mengganggu hingga kami menyudahi perjalanan ini. Namun itu semua tak merubah apapun. Semoga perjalanan ini dapat mengembalikan eksistensi air terjun Kandung yang terlupakan.
0 komentar:
Posting Komentar